Jateng Terkini – Pemerhati masyarakat sandal jepitan bareng yang kini sudah berbadan hukum menjadi di Yayasan kemanusiaan ternyata menyimpan banyak kisah unik.
Setelah kemarin turut membongkar upin Ipin sempoyongan bersama satpol PP magelang, kini mereka kembali di jalan mengedukasi masyarakat luas
Siapa sangka ternyata sang founder yayasan adalah mantan preman, selain itu ia juga memiliki kisah kelam dimasa lalunya, mulai dari ingin membunuh sang ibu hingga jadi pengguna dan bandar narkoba, tak heran ketika ia turun ke jalan paham persis bagaimana kondisi di lapangan.
Budi Irawanto tak seberuntung anak diusianya saat menginjak kelas 3 SD, ia menjadi korban broken home. Saat kelas 6 SD ayahnya meninggal dan ibunya entah kemana, saat itulah ia di dokstrin oleh keluarganya bahwa yang membunuh sang ayah adalah ibunya.
Timbul keinginan mencari sang ibu dan ingin membunuhnya, selain itu kesehariannya semakin kacau di jalanan jadi pengedar dan pemakai narkoba. Hingga suatu ketika timbul rasa bosan dan jenuh dan mencoba bunuh diri, ia melompat dari mobil bak yang melaju cukup kencang namun percobaan bunuh dirinya gagal dan dinyatakan masih hidup
Budi kembali ke jalanan dengan kenakalan lain yang makin menjadi, hingga suatu ketika ia berada di titik terendah, sebuah kejadian yang membuatnya ingin berubah menjadi lebih baik.
Saat itu ia sedang makan di salah satu warung makan di sekitar jalan ikhlas, magelang, ada pengamen yang mendekati dengan tangan kosong tanpa alat musik dan bernyanyi, namun budi menolak memberikan uang hingga tiga kali pengamen tersebut tiba-tiba mengeluarkan sebuah cutter dan menusukan ke punggung budi menarik kepala ke belakang hingga robek 10 cm.
Budi dilarikan ke RSUD Tidar Magelang untuk mendapatkan perawatan intensif saat itulah ia mendapatkan pengalaman spiritual, ada sosok dalam dirinya yang seakan bertanya, “kenapa orang itu ingin membunuhmu? ” Pertanyaan itu terus menerus muncul hingga berkali kali
Hingga budi menyerah dan bilang “tidak tahu” Kemudian sosok itu berkata orang itu lapar, orang yang lapar akan melakukan apapun agar yang diinginkan terpenuhi, saat itulah kehidupan budi berubah.
Oleh: Bara